Selasa, September 13, 2011

Salah Satu Ide Seorang KANCIL (GOWES part 1)


Siang tanggal 4 agustus 2011, sekitar jam 2 'cookie'(HP ku) berdering. Ternyata Singo mengirim sms,  dengan isi “Djo engko sore sido nang Ganjuran ra??”' Langsung saja ku balas smsnya “jelas no!!!”'Wah bakalan keluar malam lagi nih' dalam hatiku. Tak lama kemudian, aku mendengar suara 'kyaa..pororo da', ternyata Singo membalas lagi dengan isi “engko jam piro su?”’Bweeh ngajak adu 'conthong' nih' batin ku.  Dengan segera ku balas “asuiii rasah misuh-misuh su!!!!engko jam 6an cuk”, dan setelah itu dia tidak membalas lagi..kekeke seperti biasa aku menang dalam adu'conthong' keke.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, itu adalah dimana kantor tempat ku berkerja harus tutup dan waktunya untuk aku pulang. Sampai drumah, aku langsung masuk kekamar kakakku untuk mendengar lagu2 Korea. Tidak terasa sudah jam 4 sore, aku pun keluar dari kamar menuju ruang tv dengan berteriak “Dek!!!Jang Saebyuk wae!!”, dan aku duduk tenang menyaksikan drama Korea itu. Jang Saebyuk adalah salah satu karakter yg terdapat dalam drama You Are My Destiny, yang diperankan oleh 'Im Yoon A' salah satu member Girls' Generation. Sekitar jam setengah 5 drama itu selesai dan aku langsung kekamar kakakku lagi untuk menonton 'RunningMan'. RunningMan adalah salah satu variety show dari Korea yang paling sering aku tonton walaupun diulang-ulang episode nya.
Kemudian suara Adzan Maghrib dari musholla kampung terdengar, 'waduh sudah hampir jam 6 neeh' dalam batin ku.  Aku pun bergegas untuk mandi dan makan, saat makan terdengar lagi suara 'cookie' ku, dan dugaan ku benar, Singo sms lagi dengan kata-kata yang menurut ku sudah biasa “Cuk cepet, meh jam enem kii..asuuii”. Dengan santai nya ku balas saja “Sek cuk gek madhang”  lalu keterus kan makan “ku dengan santai..kekeke. Selesai aku makan, Singo balas sms ku tadi “Su..kowe engko ngampiri aku neng ngomah yo!!”, ‘wah ada bahan lagi nih buat ngerjain tuh anak..kekekeke’ dalam hati ku. Jam sudah menunjukan kan pukul 19.30, aku pun segera pamit kepada orang tua untuk berangkat. Ku laju motor Kymco pinjaman dari kantor dengan kecepatan sekitar 60KM/H. Tidak begitu lama sampai lah didepan rumah Singo, aku pun langsung mengambil HP dan menulis sms “Jo, aku lali omah mu je??”. Singo lalu keluar rumah dengan muka khawatir. Aku yang lagi duduk diatas motor pun sontak tertawa terbahak-bahak. Setelah menyadari bahwa aku ada didepan rumah nya, keluarlah “Pasar Ngasem” dari mulutnya.

 “Ayo jo wes jam e” kata ku

 “Sek su, tak nganggo sepatu sek” balas Singo.

 Singo lalu masuk ke rumah nya dan aku langsung memutar balik motor ku. Tak lama setelah Singo masuk, ibu nya keluar sambil berkata “Mung wong loro wae le”,
  “Nggih buk” jawab ku.

 “Ati-ati yo, le ojo banter-banter wis bengi” petuah dari Ibunya Singo

 “Siap 86” jawab ku.

Setelah selesai ibunya berpesan, Singo keluar dan langsung naik ke motor. Kami pun memulai perjalan panjang (lebay dikit ah). Jarak antara rumah Singo ke Ganjuran sekitar 25KM. Aku hanya melaju motor ku dengan kecepatan sekitar 40KM/H. Seperti biasa, dalam perjalanan pun kami membicarakan hal-hal yang mungkin tidak penting dan ditambah dengan ‘Pasar Ngasem’. Sesampai di pertigaan traffic light daerah jalan Bantul, kami pun membakar ‘Gudang Halim’ pas saat lampu merah. Lampu merah berganti lampu hijau, dan langsung ku laju Kymco dengan kecepatan yg bias di bilang pelan. Kami tetap membicarakan hal-hal yang tidak jelas sambil menghisap ‘Halim’. Selepas kota Yogyakarta dan menuju daerah Bantul, tiba-tiba Kymco melaju dengan tersendat-sendat.

 “Jancuk!!!bensin e arep enthek jo” Kataku memecah kenyamanan dalam berkendara.

 “Dhuwe duit ra kowe??” kata Singo

”Ana nek mung 5000 we”  jawab ku sambil menggas pol Kymco itu .

Dan di akhir jembatan Niten, kami berhasil kehabisan bensin. Aku pun berniat turun tapi di cegah oleh Singo sambil berkata “Ngopo medhun jo? Mancal wae”. Aku langsung ikut ‘Mancal’, namun dalam pe-‘Mancal’-an kami menggunakan kaki yang sama, jadi kaki kami sering bertubrukan. Aku lalu berganti dengan kaki kanan, dan bak Perahu Naga, kami terus ‘Mancal’ sampai ke sebuah warung kelontong yang menjual bensin eceran. Kami pun membeli sebotol minuman khusus motor. Setelah si motor ‘minum’, lalu ku starer motor. Dan hasil nya, si motor masih ngambek. Lalu dengan ku ‘jewer’ tuas “choke” dan menyetarter. Akhirnya motor itu selesai ngambek. Ku laju Kymco dengan kecepatan sekitar 30KM/H. Tak lama setelah kejadian itu, kami  sudah mulai memasuki Kota Bantul. Di perempatan Masjid Agung sesosok pria bersepeda mencuri perhatian ku.

“Su aku duwe ide uaapikkk!!” kata ku sambil membakar sebatang ‘Halim’.

“Piye nek ngajak cah-cah nge-pit tekan Ganjuran” lanjutku.

“Cocote!!! Ning yo wangun kuwi jo, terus sek melu sopo wae?” jawab Singo.

“Nek pengen luwih wangun yo, sek melu ki cangkem-cangkem SANYO! Koyo kowe kui!!” timbal ku sambil menghisap ‘Halim’.

 “Ndas mu.. kowe po ora jo..terus sangu ne udud wae, piye” balas Singo.

“Apik kui,, ning sak uwong urunan udud sak bungkus terus engko nek arep udud di undi koyo ibu2 nek arisan kae.!!”  tambah ku.
“Wah mantep kui.. meh kapan??” Tanya Singo kepada ku.

“Aku manut wae..” jawab ku santai.

 “Lha kowe selo kapan??” tanya Singo kepadaku.

“Yo pas liburan sak durunge Lebaran piye??” aku malah berbalik bertanya.

”Sipp,,ngko tak ngomong karo konco-konco!!” jawab Singo.

“Ning aku ora duwe pit piye??” lanjutku.

“Awak dhewe boncengan nganggo pit e Yudha wae piye?? Tak tembungke wis!!”  kata Singo memberikan solusi padaku.

“Woke!! Mantap kui!!” balas ku.

 Karena terlalu larut dalam pembicaraan yang “GAJE” itu, tidak terasa kami sudah sampai di lapangan sepak bola yang selalu diubah menjadi lahan parker setiap malam Jumat Pertama. Dan Kami pun langsung melakukan kegiatan seperti biasa yaitu menuju warung kopi untuk beristirahat sejenak dan menghisap “HALIM”. 

GOWES part 2

Sabtu, 28 Agustus…..
Tanggal  yang sudah Aku dan Singo sepakati. Jam 8.00 WIB, sudah ku mulai aktivitas keseharian. Dan untuk memastikan acara Gowes ini. “Piye djo, Sido to engko??(Bagaimana djo, nanti jadikan??)” begitulah SMS Ku ke Singo. Siangnya Aku cek “COOKIE” Ku dan ternyata Singo tidak membalas pesan Ku. “Wah bisa kacau kalau kayak gini!!”Gerutu Ku dalam hati. Dengan menulis SMS yang kesannya seakan-akan Aku marah, ku “perkosa” inbox HP Singo dengan rentetan SMS. Sampai  jam 16.00 WIB, Singo belum menjawab SMS Ku. “Wah kacau beneran kalau begini” kata Ku dalam hati. Langsung Aku SMS Gembel. Gembel juga ikut dalam acara Gowes ini, “Piye djo, Sido ra to??( Bagaimana djo, jadi enggak??)” isi SMS Ku. “Wah aku ra reti, tur Singo jare keno radang.(Wah aku ngga tau, tapi katanya Singo kena radang)” jawab nya. “Waduh!! Aku mbalah ra reti nek bocah kae iso keno radang!!kekeke terus piye?? (Waduh!! Aku malah tidak tau kalo tuh anak bisa kena radang!!kekeke terus gimana ??)” isi balasan SMS dari Ku.”Yo saiki nggone Singo wae..ning aku tak adus sik!!(Ya sekarang kita ke rumah Singo aja.. tapi aku mandi dulu!!)” balas dari Gembel.
Jam 19.00, Gembel sudah ada didepan rumahKu. “sik udud-udud sik djo(bentar rokok-rokok dulu djo)” kata sambutan dari Ku. Gembel masuk ke SMOKING ROOM(bacanya: KAMAR KU). Setelah aku habis satu batang, begitu juga dengan Andri, berangkat kita ke rumah Singo. “SINGO-SINGO maen yuk” kata-kata pertama Ku setelah sampai didepan rumah Singo. “Singo nya baru ke gereja, jadi ke Ganjurannya??” jawaban dan sekaligus pertanyaan yang di lontarkan oleh ibu nya Singo. “Ow. Ya udah saya sama Gembel nunggu aja.” Jawab Ku sambil bersalaman dengan ibu Singo. “ableh ada buk?” Tanya Ku. “Bleh!! Dicari Kancil ki..” seru ibunya.  Ableh adalah anak kedua dari keluarga nya Singo. Dengan kata lain Ableh adalah adik Singo. “Bleh! Melu ora kowe??(Bleh!! Ikut ngga kamu??)”Tanya Ku. “Nang endi to?? Nang Ganjuran??(Kemana?? Ke Ganjuran??)” jawab Ableh. “iyo, ayo melu wae(iya, ayo ikut aja)”jawab ku.
 Tak lama kemudian ada suara: ”Djo, neng Borjunan yoh!!”, ternyata  Gembel saat membaca puisi eh SMS dari Singo. “bleh!!kowe salin sik engko tak ampiri!(bleh kamu ganti pakaian dulu nanti Aku jemput!)” pesan Ku kepada Ableh. “SIAP!!” jawab Ableh. Aku dan Gembel pun langsung ke tempat perjanjian untuk melakukan transaksi.  Sampai tempat 'Borjunan'ternyat Singo belum ada. Kami pun menunggu sambil membakar rokok. Saat melihat Singo datang sudah Ku persiapkan pertanyaan “Sido ra djo??(Jadi ngga djo??)” dalam hatiKu. “Hla sopo wae??(ya siapa aja??)” Singo malah mendahului bertanya kepadaKu. “Wong 4, kowe, aku, KANCIL, karo ableh.” Gembel dengan cepat menjawab pertanyaan seperti pertandingan Cerdas Cermat Anak Versi orang GAJE. “Yo aku njilih motor mu tak nggo methuk Ableh.(ya Aku pinjam motormu buat jemput Ableh)” kata Ku ke Singo. Aku pun mulai me'nyelah' CB Singo seakan-akan memperkosa motor itu. Dan tak lama CB mulai bersuara, Aku langsung cabut menuju rumah Ableh. Ternyata Ableh melambaikan tangannya bak memanggil ojek. "Wasem dipikir nya ane ojek" gerutu dalam hati Ku. Ku gas CB nya dan menuju ke TKP eh ke Borjunan. Dan dengan datang nya kami lengkaplah sudah F4 versi ra nggenah lan ra cetho.
Jam 20.00 kami pun memulai perjalanan ke Ganjuran dengan naik SEPEDA motor (T.T). Dengan formasi 2-2(Aku dan Singo-Gembel dan Ableh) kami berempat mulai beradu pacu menggunakan tunggangan masing-masing. Tak terasa sudah lepas dari Kota Yogyakarta dan mulai memasukin daerah Bantul. Tapi di daerah Kasongan motor Aku tunggangi mulai ngambek.  Ini merupakan pertanda buruk bagiKu dan Singo. Dan kami ternyata kehabisan BBM LAGI. "Arghh!!" gumamKu. "Prau Naga meneh djo(Perahu Naga lagi djo)" kata Singo sambil memberi sinyal."Ning saiki diabani!!(tapi sekarang pake aba-aba!!)" kataKu. "OKE" jawab Singo dengan penuh semangat. "Kiwa!!Tengen!!Kiwa!!Tengen!!(Kiri!!Kanan!!Kiri!!Kanan!!)" seruan kami berdua bak perserta lomba gerak jalan. Dengan nafas ngos-ngosan dan berbagai ejekan dari Gembel dan Ableh, kami berdua sampai ke POM bensin. Setelah 'berolahraga', kami pun melanjutkan perjalanan dengan sambil membakar si 'HITAM'. Tak terasa satu jam kita melewati perjalanan malam dan 'berolahraga', sampailah kita ke tempat tujuan. Sampai di Ganjuran kami tidak langsung ke candi nya, melainkan kita mampir ke warung yg sudah menjadi langgananku untuk membeli secangkir kopi. Setelah secangkir kopi menghangatkan tubuh ku, kami pun menuju ke komplek candi Ganjuran. Yah, setelah kira-kira satu jam kami berbincang-bincang dengan Tuhan(bacanya:berdoa), kami pun pulang....
Temen-temen masi pengen tahukan tentang apa aja kegitaan Kancil.. sooo pantengin terus kancil-kecil.blogspot.com. hehhehe..